Problematika Keluarga dalam Masyarakat Kontemporer

 Pengertian

Problematika keluarga adalah keadaan dimana kehidupan suatu keluarga sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran antara suami dan istri terutama menyangkut persoalan bagaimana cara mereka mendidik anak-anaknya.

Kedudukan Pernikahan

Kedudukan Pernikahan dalam Islam

Pernikahan yang terjadi dalam perspektif masyarakat kontemporer memiliki beberapa kedudukan, yaitu:

1. Nikah misyar,
yaitu pernikahan syar'i yang praktiknya berbeda dengan nikah pada umumnya. Pihak istri menggugurkan hak-haknya yang seharusnya diterima dari pihak suami. Nikah misyar merupakan bagian dari praktik poligami. Poligami dapat diperbolehkan bila keadaan darurat, yaitu istri mandul (Albak, 2017:68). Contoh: istri tidak menuntun hak nafkah dan hakmabit.

2. Kawin siri, yaitu pernikahan di bawah tangan yang tidak dicatat di Kantor Urusan Agama dan dianggap tidak sah menurut hukum negara. Pernikahan ini merupakan bagian tidak resmi karena dilakukan secara rahasia (Sudjak, 2014:2).

3. Nikah mut'ah,
yaitu pernikahan dari transaksi dan perjanjian kuat dan kokoh dengan dibangun atas niat pergaulan abadi dari kedua belah pihak untuk merealisasikan buah psikologisnya. Perkawinan ini dengan mahar yang telah disepakati yang disebut pada saat akan sampai batas waktu yang telah ditentukan (Wahab dan Muhaimin, 2010:243), Pernikahan ini pernah diperbolehkan oleh Nabi Muhammad SAW hanya dalam perjalanan dan peperangan. Berikutnya, dilarang dan diharamkan selama-lamanya.

Aspek Permasalahan

1. Masalah perekonomian,
yaitu keluarga miskin. Hal ini dapat berdampak pada keluarga. Penghasilan yang didapat suami tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Contols: Tidak mempunyai alat elektronik pada umunya berupa televisi untuk mendapatkan informasi, Keluarga dapat tertinggal informasi atau berita terbaru. Selain itu, sandang, pangan, dan papan.

2. Masalah seksual,
yaitu keluarga tidak harmonis makan tidak adanya keindahan dalam keluarga. Hal ini dapat berdampak pada hubungan antara suami dan istri dapat menimbulkan perselingkuhan.

3. Masalah komunikasi,
 yaitu penentu kebahagiaan dalam keluarga. Hal ini berdampak di dalam keluarga sehingga kesenjangan komunikasi memicu timbulnya masalah yang lebih kompleks dan perlu disadari untuk mencari solusi yang baik untuk terjadi komunikasi yang baik pula dalam keluarga.

4. Masalah pekerjaan,
yaitu persaingan dan terbatasnya lowongan pekerjaan sehingga orang tua membutuhkan
tambahan penghasilan. Hal ini berdampak untuk rumah tangga sehingga pencarian materi berupa harta dan uang terus dikejar.

5. Masalah Pendidikan
yaitu ilmu dan wawasan yang didapat anak. Hal ini dapat berdampak untuk memahami dan mengerti pengetahuan yang didapat. Contoh: Bidang yang dikuasai anak tidak diperbolehkan
orang tua. Pendidikan agama anak kurang didapat dari orang tua.

6. Masalah kesehatan,
yaitu keluarga sakit. Hal ini dapat berdampak pada kondisi penderita Contoh: Administrasi pembelian obat-obatan, biaya ke dokter atau rumah sakit dapat terhambat atau terlambat diatasi dan ditangani.

Faktor Permasalahan

Berikut adalah penyebab terjadinya masalah pada suatu keluarga:

1. Perbedaan agama, misalnya, pemuda muslim menikah dengan wanita kristen.Perbedaan kriteria moral, misalnya salah satu beragama baik, sedangkan pasangannya gemar maksiat.

2. Perbedaan wawasan yang terlalu jauh, terutama jika istri berwawasan lebih luas dari pada suami.Perbedaan yang tajam dalam hal tradisi sosial, misalnya pemuda kota menikahi
gadis desa atau sebaliknya.

3. Perbedaan yang besar antara suami dan istri dalam level ketampanan, tinggi tubuh,
kecerdasan, pendidikan, wawasan, dan level sosial.

4. Tumpang tindih dalam tugas tanggung jawab. Misalnya, istri yang bekerja dan menafkahi keluarga, sedangkan suami menganggur dan tidak sanggup memberi nafkah.

5. Sama-sama kurang menghargai kondisi pasangan. Suami pulang kerja dalam keadaan lelah dan ingin beristirahat di rumah, sementara istri telah lelah oleh tugas rumah tangga dan melayani anak-anak, serta jenuh tinggal di rumah dan ingin berjalan-jalan. Jika keduanya
tidak berhasil menemukan jalan tengah, maka boleh jadi akan timbul masalah di antara mereka berdua.

6. Perbedaan yang tajam dalam hal watak dan hal-hal asasi lainnya, seperti salah satu pasangan murah hati sedangkan yang lainnya kikir, salah satunya ekstrovert, sedangkan yang lainnya introvert, salah satunya cerewet, sedangkan yang lainnya pendiam; dan salah satunya senang membaca, sedangkan yang lainnya senang tidur.

7. Perbedaan usia yang terlalu jauh tanpa ada kompensasinya. Hal ini biasanya menyebabkan penderitaan, perselingkuhan, bahkan pembunuhan, khususnya pada pasangan yang tidak memilki keberagamaan yang baik.

8. Tidak ada komunikasi yang konstruktif dan tenang antara pasangan suami istri.

9. Campur tangan keluarga, khususnya ibu mertua, lalu tetangga dan teman dalam kehidupan rumah tangga.

10. Tinggal serumah dan tidak berpisah dari keluarga, atau saudara yang telah berkeluarga. 

Solusi

Solusi dari Permasalahan yang ada

Problematik keluarga dalam masyarakat kontemporer yang sering terjadi yaitu masalah komunikasi, ruang lingkup keluarga antara orang tua dan anak bisa terjadi adanya perbedar pandangan yang sangat kontras, orang tua lebih cenderung konservatif dan anak lebih cenderung futuristik.

Contoh: Banyaknya keluhan anak terhadap berita hoaks yang sering kali tersebar dalam WhatsApp Group. Pada kasus tersebut, anak di depan orang lain dapat memberitahukan informasi mencerahkan. Namun, bingung untuk menghadapi kondisi informasi yang terjadi dari orang tua mereka terhadap berita hoaks tersebut.

Problematik yang dialami itu kenyataannya anak memilih diam dan bukan meluruskan yang benar. Dengan alasan; tidak enak, takut melawan orang tua, tidak sopan, durhaka, dan sebagainya.

Solusi yang didapatkan untuk mengatasinya yaitu menggunakan komunikasi secara langsung kepada orang tua dengan penuh kehati-hatian dan menggunakan bahasa yang lembut, bertutur kata yang baik, sopan dan santun. Maka dari itu, dapat menyelesaikan masalah ataupun kesalahpahaman yang terjadi. Selain itu, dengan terciptanya komunikasi yang efektif membuat orang tua dan anak untuk memahami harapan satu sama lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tiba tiba banget

terdiskriminasi tapi im survived

IM SURVIVED TAPI BELOM KELAR